Jumat, 24 Oktober 2008

BEBEK BERTELUR EMAS

Seorang petani yang miskin memiliki sepasang bebek betina dan jantan yang dipeliharanya di rumah petaknya yang begitu sederhana. Petani miskin ini hidup bersahaja dan suka menolong tetangganya, karena kebaikannya suatu hari dia menemukan keajaiban pada bebek betinanya. Setiap hari petani miskin ini menemukan telur emas di kandang bebeknya. Hari demi hari berlalu, setiap hari sang petani selalu mengumpulkan telur emas yang dihasilkan sang bebek betina, sampai suatu saat timbul sifat keserakahan dalam diri sang petani. Ia berpikir mungkin telur-telur emas itu akan cepat terkumpul banyak apabila diambil langsung dari perut bebek miliknya. Keserakahan sang petani akhirnya mendorong sang petani untuk menyembelih bebek betina miliknya dan membuka isi perut bebek tersebut agar telur-telur yang ada dalam perutnya dapat diambil sekaligus untuk dijual. Namun, apa yang terjadi setelah bebek tersebut dipotong? Sang petani tidak mendapatkan apa-apa, dan telur yang biasa didapatkannya setiap hari tidak akan didapatkannya lagi.

Kenapa sang petani bertindak demikian? Apa yang ada dipikiran sang petani saat itu? Sang petani terjebak pada orientasi kepada hasil yang terlalu berlebihan. Sang petani kurang memperhatikan keseimbangan antara hasil produksi & faktor produksi. Apa yang terjadi ketika kita terlalu berorientasi terhadap hasil tanpa memperhatikan faktor-faktor penting yang menghasilkan produksi tersebut? Yang terjadi adalah seperti halnya bebek bertelur emas yang dipotong, akan berhenti berproduksi selamanya. Dalam bekerja mungkin terkadang kita lupa pada rekan-rekan kerja kita. Mereka adalah faktor produksi penting yang akan menghasilkan output yang akan menggambarkan kinerja tim kita. Berorientasi kepada hasil adalah suatu keharusan, tetapi yang lebih penting adalah menjaga keseimbangan antara hasil dan proses menghasilkannya.

Bagaimana menjaga keseimbangan antara hasil kinerja tim dan proses pembentukan hasil kinerja tersebut? yang paling penting untuk diperhatikan adalah treatment terhadap rekan kita dalam satu tim selama kita bekerja. Ada baiknya kita merujuk pada teori tingkat kebutuhan manusia (Hierarchy Needs Teory) menurut A.Maslow :

1. Phisiological Needs (Kebutuhan Fisiologis)

Kebutuhan ini adalah kebutuhan manusia paling dasar. Kebutuhan ini mencakup semua kebutuhan-kebutuhan fisik manusia, termasuk makan, minum, kebutuhan biologis dan kebutuhan lain yang lebih condong kearah kesejahteraan secara fisik. Karena ini merupakan kebutuhan tingkat dasar, maka biasanya orang-orang dengan intelektual terbatas dan kelas ekonomi bawah lebih condong berpikir untuk selalu memenuhi kebutuhan ini dibanding tingkat kebutuhan yang lain.

2. Safety & Security Needs (Kebutuhan akan rasa aman)

Kebutuhan ini adalah kebutuhan tingkat kedua, setelah kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan perasaan aman baik secara fisik maupun secara mental.

3. Social Needs (Kebutuhan Sosial)

Kebutuhan ini adalah kebutuhan seseorang akan orang lain yang bentuk & sifatnya lebih cenderung imaginer (khayal). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan kasih sayang, perhatian, cinta, pemahaman/pengertian, dan kebutuhan interpersonal lain.

4. Esteem Needs (Kebutuhan akan penghargaan)

Kebutuhan ini adalah kebutuhan seseorang akan penghargaan dari orang lain. Kebutuhan ini tidak bersifat fisik seperti uang, medali atau piala, tetapi lebih kepada perasaan menghargai dan memberikan tempat istimewa dalam berinteraksi dengan orang lain.

5. Self Actualization Needs (Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri)

Kebutuhan ini adalah kebutuhan manusia dalam tingkatan tertinggi. Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk berprestasi, keinginan untuk memberikan manfaat bagi orang lain, keinginan untuk menunjukkan karakter & kapabilitasnya, keinginan untuk menampilkan secara maksimal seluruh kemampuannya. Orang-orang dengan intelektual tinggi dan tingkat ekonomi yang mapan biasanya cenderung berpikir untuk selalu memenuhi kebutuhan dalam tingkatan ini.

Teori Maslow ini bisa kita jadikan panduan untuk memberikan treatment pada rekan kerja kita. Perlakukan mereka seperti apa yang mereka butuhkan, supaya interaksi kita tidak hanya pada seputar pekerjaan; setiap bertemu yang terbayang hanyalah proposal, laporan, tugas-tugas; setiap berbicara tidak jauh dari pekerjaan sehari-hari; berilah warna dalam interaksi kita, berilah penyedap dalam suasana kerja kita dan buat kinerja kita meningkat tajam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar