Senin, 13 April 2009

Guruku Seorang Pemuda Sederhana

Bogor, 3 Rabi’ul Akhir 1430 H Dini Hari..

Entah mengapa malam ini terasa sulit mataku untuk terpejam, sayup-sayup terdengar puji-pujian menggema memuja keagungan sang pencipta, selintas tampak satu persatu orang-orang yang pernah mengisi hari-hari ku..datang menghampiri lamunanku..

Aktifitasku dulu.. membuatku hampir tak sempat merenung seperti ini. Setumpuk agenda rapat, berlembar jadwal, dan beragam masalah selalu menemaniku saat pagi, siang bahkan saat dini hari seperti sekarang..

Lalu.. mengapa sekarang lamunan ini bisa hadir dalam kehidupanku..??

Perlahan tampak olehku wajah guruku dulu, sudah lama sekali tak berjumpa dengannya, seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi ternama di Jakarta, entah sekarang sudah seperti apa beliau. Dulu saat ku pertama mengenalnya, sudah tampak semburat aura istimewa dari wajahnya. Sosoknya begitu sederhana, tapi semangat dan setiap kata-kata yang disampaikanya kepada kami membuatku selalu mendapatkan energi baru untuk selalu bergerak dan berevolusi menjadi manusia yang lebih bermanfaat untuk orang-orang disekitarku.

Lalu..mengapa saat ini aku sempat untuk melamun seperti ini..??

Tiba-tiba ku teringat kembali kata-katanya sesaat sebelum kami berganti status menjadi seorang mahasiswa. Urainya dalam sebuah nasehat pendek nan penuh makna... bahwa kehidupan manusia itu bergerak dinamis, tiada kehidupan yang statis, setiap hidup pasti berubah, manusia beruntung adalah yang bisa memaknai setiap kehidupannya dengan ibadah dan amalan-amalan soleh. Ujarnya lagi bahwa dalam setiap perubahan itu ada momentum-momentum yang menjadi titik penentu perubahan manusia di masa yang akan datang. Manfaatkanlah momentum tersebut, termasuk momentum yang akan muncul saat kita berubah status menjadi seorang mahasiswa.

Saat itu aku ingat betul makna dari nasehat pendek ini, hingga membuatku tetap semangat untuk terus bergerak.

Namun saat ini… apakah ada momentum yang kulewati dan tidak kumanfaatkan dengan baik..??

Saat ini telah ada tanggung jawab baru lagi untukku.. istri, anakku dan calon anak kedua ku yang akan mengisi hari-hari kami tak lama lagi insya Allah. Tapi apakah semua sudah kupersiapkan dengan baik..?? Alhamdulillah, mungkin saat inilah Allah hendak mengajariku arti bersyukur kepada-Nya, dalam malam yang telah sunyi seiring rintik gerimis diluar sana, terselip sebuah nasehat bijak yang menghampiri telingaku.. tiba saatnya untuk bergerak kembali, hari ini dan esok adalah momentum yang baik untuk dimanfaatkan kembali.

Terima kasih ya Allah, memang tiada yang pantas di puji dan di puja selain diri Mu.

Untuk guruku yang entah sekarang sedang berada dimana, Jazakallah Akhi.. semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan ridho-Nya kepada diri dan keluarga yang menjadi tanggung jawabmu saat ini. Semoga Allah mempertemukan kita di jannah Nya yang abadi.. amiin..

Robbana Ma Kholaqta Hadzaa Baatilaan… Sesungguhnya tiada satupun keburukan yang Engkau ciptakan diatas muka bumi ini… Ajari kami untuk bisa menjadi orang yang lebih bersyukur… terlalu banyak nikmat yang telah Engkau limpahkan pada kami…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar