Pernahkah anda memikirkan mengapa kita senang berbicara dengan seseorang dan enggan berbicara dengan orang yang lainnya..?? Anda mungkin berpikir bahwa ini adalah sesuatu yang mereka miliki sejak lahir atau secara alamiah. Anda mungkin berpikir demikian karena mereka memang benar-benar cocok dengan anda. Kemungkinan besar, ini adalah hasil dari cara mereka merangkai kata-kata mereka, kejujuran serta integritas mereka dalam komunikasi dan niat yang ada diseluruh pikiran mereka. Kalau ada integritas disini, kata-kata apresiasi, afeksi dan kesepakatan mengalir dengan lancar.
Elemen terpenting untuk membuat orang lain nyaman berbicara dengan anda adalah seperti apa yang ditulis Kevin Hogan dan Mary Lee LaBay dalam bukunya ”Irresistible Attraction” yaitu : ”Buatlah orang lain tidak merasa salah.. bahkan ketika mereka keliru”. Inilah yang saya maksudkan, bayangkan anda sedang berdiskusi dengan seseorang dan anda kesulitan menyampaikan maksud anda. Anda telah menjelaskan maksud anda dengan baik, tetapi orang yang anda ajak bicara tetap merasa bingung. Anda punya dua pilihan, membuat mereka merasa bersalah karena tidak mengerti atau membuat mereka tetap percaya diri dengan bahasa anda yang empatik. Anda bisa saja mengatakan seperti ini, ”Saya tidak tahu mengapa anda tidak paham, sekarang saya coba menjelaskan dengan cara yang mudah-mudahan dapat anda mengerti.” Dan akibatnya, lawan bicara akan merasa bersalah, tidak percaya diri, dan membuat mereka semakin merasa bingung. Namun lain halnya jika anda berbicara seperti ini, ”Mungkin saya tidak menjelaskan ini dengan baik, ijinkan saya untuk memperjelas hal ini”. Sekarang, anda telah menghilangkan hambatan bagi diri anda untuk menjelaskan hal itu dengan cara yang tidak membingungkan lawan bicara anda.
Niat anda sebenarnya yang akan membantu atau merugikan anda. Bila niat anda adalah untuk membuat lawan bicara anda merasa kerdil, bodoh, bingung atau membuat mereka merasa lebih buruk daripada anda, mereka akan kalah dan anda pun juga. Disisi lain, dengan membuat orang lain merasa nyaman, percaya diri, dan dihargai ketika mereka berbicara dengan anda, maka yang seperti itu adalah komunikasi yang baik. Kalau anda mengutarakan suatu kalimat dengan menempatkan tanggung jawab pada diri anda, itu berarti anda menghilangkan tekanan dari diri mereka dan yang lebih penting lagi, anda telah menumbuhkan rasa nyaman di hati mereka saat berbicara dengan anda. Ingatlah, perasaan orang lain saat bersama anda sering merupakan hasil dari kata-kata yang anda pilih, dan tujuan anda dibalik kata-kata itu. Ada banyak cara untuk membuat orang lain merasa keliru. Anda mungkin melihat diri anda dalam situasi ini dan menyadari bahwa dengan cara yang halus, anda telah membuat orang lain merasa keliru atau tidak nyaman berbicara dengan anda. Situasi ini juga menciptakan perasaan yang bersifat negatif di dalam diri pendengar anda dan memaksa mereka untuk mengasosiasikan perasaan tidak enak itu dengan keberadaan anda. Disisi lain, membuat orang lain merasa benar dan percaya diri benar-benar mudah dan jauh lebih produktif.
Salah satu artis yang menerapkan prinsip ini menurut Hogan dan Lee Labay adalah Elvis Presley. Ia tidak pernah membuat orang lain merasa salah. Menurutnya, dalam sebuah televisi Elvis pernah di wawancarai. Elvis tidak pernah suka dengan orang-orang yang memprotes perang. Dia selalu melayani negaranya dengan baik, dan menurutnya orang lain pun harus begitu juga terkait perang demi kepentingan negara. Tetapi Elvis tidak pernah mengemukakan pendapatnya ini di depan publik, karena ia tidak ingin membuat orang lain yang membenci perang merasa disalahkan. Dalam wawancara itu, ia ditanya oleh seorang wanita, ”Apa pendapat anda tentang orang-orang yang memprotes perang..?”. Jawabnya, ”Saya menyimpan pandangan saya untuk diri saya pribadi. Saya hanya seorang artis”. Bukan gaya komunikasi Elvis, untuk berbicara frontal di depan umum mengenai pendapat pribadinya. Menurutnya hal-hal yang bersifat pendapat pribadi tidak dipaksakan untuk dikemukakan di depan umum. Karena ia tidak ingin membuat orang-orang yang berbeda pendapat dengan dirinya merasa disalahkan.
Lalu, bagaimana jika memang tujuan kita berbicara hanya untuk berusaha mempengaruhi pendapatnya..?? Jika memang mempengaruhi seseorang adalah tujuan utamanya, maka hal ini tidak dapat dihindarkan lagi, yang harus diperhatikan adalah pemilihan kata dan kalimat yang baik agar orang yang kita ajak bicara tidak merasa disalahkan, dan menjadi tidak nyaman berbicara dengan kita. Salah satu kunci lain dalam melakukan komunikasi yang menarik adalah mengetahui apa yang penting bagi orang lain. Oleh karena itu, ketika kita berbicara dengan orang lain, cobalah semaksimal mungkin pahami hal-hal apa saja yang menurut mereka penting sehingga hal-hal itu dapat digunakan sebagai bahan pembicaraan atau sebaliknya dapat digunakan sebagai rambu-rambu agar tidak menyinggung hal-hal penting yang menjadi ketidaknyamanan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar